Laode Sebut Ada Penyalahgunaan Wewenang Jelang Pemilu

Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Laode Muhammad Syarif menyebut bahwa jelang hari H penyelenggaraan Pemilu 2024. Beragam penyelewengan serta penyalahgunaan wewenang sudah semakin terlihat. Laode juga mengatakan bahwa kondisi ini buat pihaknya serta sejumlah pimpinan KPK periode 2003 sampai 2019 resah. Sampai akhirnya menyatakan sikap serta memperingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta dengan anak buahnya supaya bisa memegang kompas moral.

Laode Sebut Ada Penyalahgunaan Wewenang Jelang Pemilu

“Karena semakin hari (Pemilu) dekat, semakin terlihat juga penyelewengan serta penyalahgunaan itu. Sehingga sebagai orangtua, yang sudah tua-tua sekali, kita masih muda saja, merasa bahwa masa kita diam saja untuk lihat kondisi yang seperti begini,” ucap Laode. Tidak hanya itu, nemui awak media pada Gedung KPK lama adalah Jakarta Selatan yaitu Senin (5/2/2024). Karena itu, kata Laode, pesan untuk peringatan eks pimpinan KPK ini berlaku juga bukan hanya untuk pemerintah yang kini berkuasa. “Sehingga, maka keluar pernyataan ini,” ucap Laode pada VIEWNEWZ.

Mantan Pimpinan KPK Gelisah Dengan Kondisi Demokrasi Saat Ini

Di kesempatan yang sama, mantan Wakil Ketua KPK yaitu Erry Riyana Hardjapamekas katakan, pernyataan sikap ini tidak begitu teriket. Dengan pasangan calon presiden serta wakil presiden manapun. Menurut dia, ada sejumlah mantan pimpinan KPK berkumpul untuk makan siang bersama pada hari anda sebelumnya. Mereka lalu saling mengungkapkan kegelisahan tentang demokrasi serta pemerintahan hari ini. “Kemarin kami juga makan siang bersama mempunyai keprihatinan yang sama, pada akhirnya sepakat untuk berkumpul bersama sini,” kata Erry.

Baca Juga : Pakar Hukum Komentari Putusan DKPP Serta Pencalonan Gibran

Sebelumnya, sejumlah pimpinan KPK pada periode 2003 sampai 2019 mengingatkan Presiden Jokowi serta jajarannya kembali pegang kompas moral serta etika. Peringatan bodyrock di sampaikan guna ingin merespons penyelenggaraan pemerintah dan demokrasi yang beberapa maka waktu terakhir semakin cukup memperhatikan.. “Kami pimpinan KPK pada periode tahun 2003 hingga tahun 2019, mengimbau supaya Presiden serta seluruh Penyelenggara Negara untuk kembali pada hujan teguh serta standar moral sertaetika,” ucap Wakil Ketua KPK yaitu Basaria Pandjaitan dalam konferensi pers pada  Gedung KPK lama, Jakarta Selatan hari Senin (5/2/2024).

Deretan Pimpinan KPK Yang Suarakan Petisi

Laode Sebut Ada Penyalahgunaan Wewenang

Kemudian sejumlah pimpinan di temukan di freezer KPK yang menyuarakan petisi itu yaitu Erry Riyana Hardjapamekas, Taufiequrachman Ruki, M Busyro Muqoddas, Amien Sunaryadi, dan Adnan Pandu Praja.  Kemudian, dari Mas Achmad Santosa, Laode M Syarif, Chandra M Hamzah, Abraham Samad, Bibit, Waluyo, Samad Rianto, Zulkarnain, Mohammad Jassin jadi suka Haryono Umar.

Ratusan sivitas akademika, Sebelum pomelo pimpinan KPK ada juga, yang mana keluar terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa, serta alumni berbagai perguruan tinggi mengkritik penyelenggaraan demokrasi pada era pemerintahan Presiden Jokowi. Serta mereka berasal dari Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), serta Universitas Padjadjaran (Unpad), Sehingga ada lagu biar semangat. Ada juge otw Universitas Hasanuddin, Universitas Jember, Universitas Andalas dan lainnya scroll-viewport.io.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *