Nusron Wahid Dan Nasyirul Diberhentikan Dari Ketua PBNU Karna Bertentangan Prinsip

Nusron Wahid dan Nasyirul adalah dua dari tiga ketua PBNU yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan mereka pada bulan September 2023. Alasan pemberhentian mereka adalah karena rangkap jabatan di partai politik, yang dianggap bertentangan dengan prinsip netralitas NU.

Nusron-Wahid-Dan-Nasyirul-Diberhentikan-Dari-Ketua-PBNU-Karna-Bertentangan-Prinsip

Nusron Wahid adalah Wakil Ketua Umum PBNU yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Nusron juga menjadi tim sukses pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin) pada Pemilu 2023. Nasyirul Falah Amru adalah Ketua PBNU yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN). Nasyirul juga menjadi tim sukses pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) pada Pemilu 2023.

Pemberhentian Nusron dan Nasyirul diumumkan melalui Surat Keputusan PBNU. Dalam surat tersebut, PBNU juga memberhentikan dengan hormat KH Amiruddin Nahrawi dan Mardani H Maming dari jabatan ketua dan bendahara umum PBNU. Pergantian kepengurusan PBNU ini dilakukan untuk menjaga netralitas dan kredibilitas NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang independen dan tidak terikat dengan kepentingan politik praktis.

Reaksi Dari Anggota PBNU Atas Diberhentikannya Nusron Wahid dan Nasyirul

Pemecatan ini didasarkan pada adanya kendala dalam kepemimpinan mereka yang telah terjadi selama beberapa waktu. Kekuatan dan kepercayaan kepada Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak terus terjaga, sehingga perlunya perubahan dalam kepemimpinan organisasi besar ini. Reaksi dari anggota PBNU atas diberhentikannya Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari ketua PBNU bermacam-macam, tergantung pada pandangan dan sikap mereka terhadap keterlibatan kedua tokoh tersebut dalam politik praktis. Berikut adalah beberapa contoh reaksi yang dilaporkan oleh media ViewNewz:

1. Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin

Ia mengatakan bahwa Nusron hanya digeser dari posisi wakil ketua umum menjadi ketua PBNU, dan hal itu merupakan hak prerogatif dari ketua umum PBNU. Ia juga menegaskan bahwa PBNU tetap menghormati dan menghargai Nusron sebagai kader NU yang berdedikasi.

2. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj

KH Said Aqil Siradj mengatakan bahwa pemberhentian Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari ketua PBNU adalah untuk menjaga netralitas dan kredibilitas NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang independen dan tidak terikat dengan kepentingan politik praktis. Ia mengatakan bahwa PBNU tidak melarang pengurusnya untuk berpolitik. Tetapi harus memilih antara menjadi pengurus PBNU atau menjadi pengurus partai politik. Ia juga mengatakan bahwa PBNU menghargai kontribusi dan pengabdian Nusron dan Nasyirul selama ini.

3. Ketua Umum PP GP

H Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pemberhentian Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari ketua PBNU adalah hal yang biasa dan wajar dalam organisasi. Ia mengatakan bahwa pergantian kepengurusan PBNU adalah hak dari ketua umum PBNU, dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Ia juga mengatakan bahwa Nusron dan Nasyirul tetap menjadi bagian dari keluarga besar NU, dan GP Ansor akan terus mendukung dan bekerja sama dengan mereka.

Kinerja Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru Selama Menjabat Sebagai Ketua PBNU

Kinerja Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru Selama Menjabat Sebagai Ketua PBNU

Selama Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru menjabat sebagai ketua PBNU, kinerja merek terbilang cukup bagus. Namun sayangnya kinerja mereka tersebut bertentangan dengan prinsip netralitas NU. Bagi anda yang ingin mengetahui kinerja mereka. Berikut dibawah ini kami akan menjelaskan kinerja Nusron Wahid dan Nasyirul di berhentikan Selama Menjabat :

  • Kontribusi mereka dalam memajukan NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang independen dan tidak terikat dengan kepentingan politik praktis. Nusron dan Nasyirul dikenal sebagai politikus yang aktif di partai politik dan tim sukses capres-cawapres pada Pemilu 2023. Hal ini menimbulkan kontroversi dan kritik dari sebagian anggota NU yang menganggap mereka telah melanggar prinsip netralitas NU. Namun. Nusron dan Nasyirul juga berusaha menjaga keseimbangan antara peran mereka sebagai pengurus PBNU dan politikus, serta mengedepankan kepentingan NU dalam berbagai isu strategis.
  • Kiprah mereka dalam mengembangkan program-program strategis PBNU yang sesuai dengan visi dan misi NU. Nusron dan Nasyirul terlibat dalam berbagai kegiatan dan kebijakan PBNU yang berkaitan dengan bidang-bidang. Seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain. Mereka juga berperan dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun organisasi sosial, dalam rangka mengembangkan potensi dan kontribusi NU bagi bangsa dan negara.
  • Partisipasi mereka dalam menyelenggarakan peringatan abad kedua NU. Yang akan jatuh pada tahun 2026. Nusron dan Nasyirul menjadi bagian dari tim yang bertugas untuk merayakan dan merefleksikan sejarah, perjuangan, dan prestasi NU selama dua abad, serta merumuskan arah dan strategi NU untuk masa depan. Mereka juga menggalang dukungan dan partisipasi dari seluruh elemen NU.Baik di dalam maupun di luar negeri, dalam rangka mempersiapkan dan menyambut abad kedua NU.

Baca Juga : Perang Gaza Makan Korban Baru Kapal Perang Prancis Di Tembak

Ketua PBNU Baru

Ketua PBNU Baru

Dalam rangka mengatasi kendala kepemimpinan yang ada. PBNU telah menunjuk seorang tokoh terkemuka sebagai Ketua baru. Yakni KH. Yahya Cholil Staquf. Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam bidang agama dan politik. Serta diakui sebagai pemimpin yang visioner dan mampu menghadapi tantangan yang kompleks. Ia sendiri mengimplementasikan rencana dan langkah-langkah yang ditetapkan untuk menjalankan visi dan misi NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang independen dan tidak terikat dengan kepentingan politik praktis. Kebijakan ini mencakup bidang-bidang seperti :

  1. Meningkatkan kualitas administrasi dan keorganisasian NU, dengan menerbitkan surat Nomor: 001/PB.03/A.2.11.47/99/08/2022 tentang Pengaturan Kembali Format Penomoran Surat di Lingkungan Nahdlatul Ulama, dan membentuk Badan Pengembangan Administrasi Keorganisasian dan Kader PBNU. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga tertib dan rapih dalam hal surat-menyurat, pencatatan, dan pendataan keanggotaan NU.
  2. Mendorong harmonisasi dan sinergi antara PBNU dan lembaga-lembaga NU. Seperti Lembaga Bahtsul Masail, Lembaga Pendidikan, Lembaga Dakwah, Lembaga Kesejahteraan Sosial, Lembaga Kesehatan, Lembaga Ekonomi, Lembaga Hukum, Lembaga Kebudayaan, dan Lembaga Kepemudaan. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara lembaga-lembaga NU dalam melaksanakan program-program strategis yang sesuai dengan visi dan misi NU.
  3. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun organisasi sosial. Dalam rangka mengembangkan potensi dan kontribusi NU bagi bangsa dan negara. Kebijakan ini bertujuan untuk memperluas jaringan dan kemitraan NU. Dengan berbagai stakeholder yang memiliki kesamaan visi dan misi dalam bidang keagamaan, sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain.
  4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan dan kegiatan yang berkaitan dengan peringatan abad kedua NU, yang akan jatuh pada tahun 2026. Kebijakan ini bertujuan untuk merayakan dan merefleksikan sejarah, perjuangan, dan prestasi NU selama dua abad Serta merumuskan arah dan strategi NU untuk masa depan. Kebijakan ini juga bertujuan untuk menggalang dukungan dan partisipasi dari seluruh elemen NU.

Kesimpulan

Pemecatan Nusron Wahid dan Nasyirul sebagai Ketua PBNU menandai perubahan penting dalam kepemimpinan. Sebuah organisasi besar yang memiliki peran strategis dalam umat Islam di Indonesia. Dalam perubahan ini, kita berharap dapat melihat pembaharuan dan kemajuan yang positif dalam arah yang lebih baik.

Pada masa-masa yang akan datang, harapannya adalah PBNU dapat menjalankan perannya dengan lebih baik lagi dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam. Mengembangkan pendidikan agama yang berkualitas, dan memperkuat kerukunan dan kesatuan di antara umat Islam di Indonesia. Kepemimpinan yang mendatang diharapkan mampu menghadapi tantangan kompleks dengan bijak, tepat, dan adil scroll viewport.io

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *