Penemuan Masalah Serius Di Sejumlah TPS Oleh Bawaslu

Berdasarkan hasil dari pengawasan pencoblosan pada Pemilu Serentak 2024. Bawaslu atau Badan Pengawas Pemilu menemukan berbagai masalah serius yang terjadi pada ratusan ribu TPS atau tempat pemungutan suara. Temuan tersebut di sampaikan oleh Ketua Bawaslu RI yaitu Rahmat Bagja, bersama dengan dua anggotanya yaitu Lolly Suhenty serta Puadi. Yang mana di Kantor Bawaslu RI di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat pada hari Kamis siang (15/2). VIEWNEWZ.

Penemuan-Masalah-Serius-Di-Sejumlah-TPS-Oleh-Bawaslu

Bagja menjelaskan bahwa ada belasan masalah di dapatkan oleh Bawaslu RI dari hasil patroli pengawasan pada lapangan. Ada termasuk 38 provinsi di Indonesia. “Terdapat 19 permasalahan, di mana 13 permasalahan yaitu pada pemungutan suara. Lalu 6 permasalahan di pelaksanaan penghitungan suara,” katanya.

Menurutnya, data bahwa masalah pemungutan serta penghitungan di laporkan oleh jajaran Bawaslu se-Indonesia lewat Siwaslu atau Sistem Informasi Pengawasan Pemilu. Laporan tersebut smpai pasa hari Kamis (15/2) pada pukul 06.00 WIB. Sementara Lolly Suhenty mengatakan bahwa masalah yang paling banyak terjadi pada TPS terkait dengan keterlambatan di mulainya pencoblosan.

Baca Juga : Bawaslu Mengusut Dugaan Terjadinya Politik Uang Di Malang

Masalah Yang Terjadi Di Beberapa TPS

Temuan-Masalah-Serius-Di-Sejumlah-TPS-Oleh-Bawaslu

“Terdapat 37.466 TPS yang memulai pemungutan suara lebih dari pukul 07.00. Lalu ada 12.284 TPS yang tidak sediakan alat bantu di sabilitas netra (braille template),” lanjutnya. Lolly juga mencatat bahwa 10.496 TPS tidak memperoleh logistik Pemilu yang lengkap. Masalah serius lainnya yaitu pemilih khusus mencoblos pada luar domisili kelurahan yang mana sesuai e-KTP, ada di 8.219 TPS.

“Masalah berikutnya yaitu terjadi pada 6.084 TPS yang alami surat suara tertukar. Serta 5.836 TPS di temukan adanya pendamping pemilih penyandang disabilitas yang tidak lalukan penandatanganan surat pernyataan pendamping,” jelasnya. Lolly juga menemukan bahwa di 3.521 TPS terdapat saksi yang menggunakan atribut dengan memuat nomor urut ataupun symbol dari peserta Pemilu Capres-Cawapres ataupun Parpol.

“Sedangkan 2.632 TPS juga di temukan adanya mobilisasi atau mengarahkan pilihan untuk si pemilih. Di mana hal itu di lakukan oleh tim sukses, para penyelenggara dan/atau peserta Pemilu dalam memakai hak pilih” ungkapnya. Lalu terdapat 2.413 TPS yang di temui adanya pemilih memakai hak pilih lebih dari satu kali serta terdapat 2.271 TPS di temukan terjadi intimidasi pada pemilih dan/atau penyelenggara Pemilu pada TPS.

Sementara pada tahapan penghitungan suara, Lolly mengungkapkan terdapat ada data rekapitulasi suara pada 11.233 TPS. Yang mana tidak bisa di akses oleh pengawas lewat sistem informasi rekapitulasi (Sirekap).”Pada 2.162 TPS bahkan di temukan adanya ketidaksesuaian terhadap jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dengan surat suara yang tidak sah, bersama jumlah pemilih yang memakai hak pilih,” kata Lolly scroll-viewport.io.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *