Iran Ancam Tutup Laut Mediterania Jika AS Lanjutkan Serangan di Gaza

Iran Ancam Tutup Laut Mediterania – Pada Sabtu, 23 Desember 2023 Komandan Garda Revolusi Iran mengancam Laut Mediterania bisa di tutup jika Amerika Serikat dan sekutunya terus melakukan kejahatan di Gaza.

Iran-Ancam-Tutup-Laut-Mediterania-Jika-AS-Lanjutkan-Serangan-di-Gaza

“Mereka akan segera menunggu penutupan Laut Mediterania, (Selat) Gibraltar dan saluran air lainnya,” ucap komandan koordinator Garda. Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi seperti di kutip Tasnim tanpa memerinci lebih lanjut.

Pantauan ViewNewz, Iran mendukung kelompok militan Palestina Hamas melawan Israel, yang telah melancarkan serangan bertubi-tubi di wilayah kantong Gaza sejak 7 Oktober 2023. Negara di Asia Barat itu, juga mengatakan Amerika Serikat mendukung tindakan Israel yang telah menewaskan ribuan orang.

Sementara, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman selama sebulan terakhir menyerang kapal-kapal dagang yang berlayar melalui Laut Merah, yang menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran beralih rute. Hal itu mereka sebut sebagai pembalasan atas serangan Israel di Gaza.

Sedangkan Gedung Putih pada Jumat, 22 Desember 2023, menuding Iran benar-benar terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal komersial di Laut Merah. Gedung Putih juga mengatakan dukungan Iran terhadap kelompok pemberontak Yaman itu mencakup senjata dan intelijen taktis.

Iran tidak memiliki akses langsung ke Mediterania dan belum jelas bagaimana Garda Revolusi Iran dapat berupaya menutupnya. Meski demikian, Naqdi melontarkan komentar samar tentang lahirnya kekuatan perlawanan baru dan penutupan saluran air lainnya.

“Kemarin, Teluk Persia dan Selat Hormuz menjadi mimpi buruk bagi mereka, dan hari ini mereka terjebak … di Laut Merah,” ucap  dia. Di antara kelompok yang didukung oleh Iran di Mediterania adalah Hizbullah Lebanon dan milisi sekutunya di Suriah, di ujung laut Gibraltar.

61 Migran Tenggelam di Laut Mediterania

61-Migran-Tenggelam-di-Laut-Mediterania

Sekitar 61 migran tewas tenggelam setelah perahu yang mereka tumpangi karam dengan tragis di lepas pantai Libya. International Organization for Migration menyebut di antara korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak.

Korban selamat menceritakan pada IOM bahwa perahu yang mereka tumpangi bertolak dari wilayah pantai Kota Zuwara atau sekitar 60 kilometer dari perbatasan Tunisia dengan wilayah barat Ibu Kota Tripoli, Libya. Diperkirakan ada sekitar 86 orang dalam perahu naas itu. “Laut mediterania tengah telah menjadi salah satu rute migrasi yang paling berbahaya di dunia,” tulis IOM di X. Libya telah menjadi titik transit utama di sepanjang mediterania tengah. ViewNew sudah mencoba menghubungi otoritas IOM di Libya untuk menanyakan detail perihal ini.

Setiap tahun, puluhan ribu orang memenuhi perbatasan-perbatasan Libya. Sejumlah tragedi di laut sudah sering terjadi karena banyak orang ingin menyelamatkan diri dari konflik dan mencari kehidupan yang lebih baik. Sejumlah data terbaru yang dipublikasi UNHCR memperlihatkan lebih dari 2.500 orang tewas atau hilang sepanjang tahun ini saja di laut mediterania tengah. Jumlah lebih besar jika ditambah dengan musibah serupa dibelahan dunia lain

Yunani adalah salah satu rute utama ke Uni Eropa untuk pengungsi dan migran dari Timur Tengah, Asia dan Afrika. PBB mencatat lebih dari 20 ribu kematian dan korban hilang di Mediterania tengah sejak 2014, menjadikannya penyeberangan migran paling berbahaya di dunia.

Juru bicara pemerintah Yunani Ilias Siakantaris mengatakan tantangan terbesar bagi negara-negara perbatasan Uni Eropa adalah menempa solusi Uni Eropa yang komprehensif tentang migrasi dan suaka yang menghormati hukum internasional dan humanisme inklusif.

Garda Revolusi Iran Ancam Tutup Laut Tengah

Garda-Revolusi-Iran-Ancam-Tutup-Laut-Tengah

Media Iran melaporkan Komandan Garda Revolusi mengatakan mereka dapat menutup Laut Tengah bila Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu terus melakukan “kejahatan” di Gaza. Tapi tidak menjelaskan bagaimana caranya.

Iran mendukung Hamas dalam perangnya melawan invasi Israel. Teheran juga menuduh AS mendukung kejahatan di Gaza dalam pengeboman yang di lakukan Israel selama berminggu-minggu yang menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa sebagian besar populasi mengungsi.

“Mereka akan segera menunggu penutupan Laut Tengah, (Selat) Gibraltar dan perairan lainnya,” ucap koordinator pasukan Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi seperti di kutip kantor berita Tasnim.

Selama satu bulan terakhir Houthi di Yaman menggelar serangan ke kapal-kapal komersial yang berlayar melalui Laut Merah. Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan serangan-serangan tersebut sebagai balasan atas operasi militer Israel di Gaza.

Serangan-serangan Houthi sudah mendorong perusahaan-perusahaan perkapalan mengubah rutenya. Gedung Putih mengatakan Iran “sangat terlibat” dalam perencanaan operasi serangan ke kapal komersial di Laut Merah.

Iran tidak memiliki akses langsung ke Laut Tengah dan tidak di ketahui bagaimana upaya mereka menutup perairan tersebut. Meski Naqdi berbicara tentang “kelahiran kekuatan perlawanan baru dan penutupan di perairan lainnya. “Kemarin, Teluk Persia dan Selat Hormuz menjadi mimpi buruk bagi mereka dan kini mereka terjebak di Laut Merah,” ucap Naqdi dalam laporan Tasnim. Satu-satunya kelompok yang didukung Iran di Laut Tengah adalah Hizbullah di Lebanon dan sekutu di Suriah, yang jauh di ujung Gibraltar. Namun, tidak dijelaskan secara detail bagaimana cara Iran menutup jalur Laut Tengah.

Baca Juga: Top 3 Dunia: AS Halangi Swiss, Malaysia Tolak Kapal Israel

Amerika Serikat Tuduh Iran Terlibat Erat Dalam Serangan

Amerika-Serikat-Tuduh-Iran-Terlibat-Erat-Dalam-Serangan

Amerika Serikat (AS) menuduh Iran terlibat erat dalam serangan yang di lakukan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. AS menyebut Teheran memasok drone, rudal, dan intelijen taktis kepada Houthi.

“Kami tahu bahwa Iran sangat terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah,” ucap Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson.

Menurut Watson, hal itu konsisten dengan dukungan material jangka panjang Iran dan dorongan terhadap tindakan destabilisasi Houthi di kawasan. “Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa Iran berusaha menghalangi kelompok Houthi melakukan perilaku sembrono ini,” ucapnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian (OPG). Dia mengatakan, OPG di bentuk sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

“Meningkatnya serangan Houthi yang berasal dari Yaman baru-baru ini mengancam kebebasan perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah, dan melanggar hukum internasional,” ujar Austin.

Dia menambahkan, negara-negara yang berupaya menjunjung kebebasan navigasi perlu bersatu untuk mengatasi tantangan yang di timbulkan oleh aktor non-negara tersebut. Negara-negara yang tergabung dalam satgas maritim OPG antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

Sementara itu, kelompok Houthi menyampaikan. Pembentukan satgas maritim oleh AS dan sekutunya tidak akan mengubah sikap serta dukungan mereka untuk Palestina. “Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut di bentuk atau tidak,” ucap pejabat Houthi.

“Posisi kami dalam mendukung Palestina dan Jalur Gaza akan tetap ada hingga berakhirnya pengepungan. Masuknya makanan dan obat-obatan, dan dukungan kami terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan terus berlanjut,” tambah Abdulsalam.

Satgas Maritim Yang Di bentuk AS di Laut Merah,

Terkait satgas maritim yang di bentuk AS di Laut Merah. Abdulsalam menegaskan bahwa Houthi hanya menyerang kapal-kapal Israel atau yang berlayar menuju Israel. Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah pada Senin. anggota Politbiro Houthi. Mohammed Al-Bukhaiti, mengatakan, sebelum satgas maritim di Laut Merah di bentuk, AS sempat membangun kontak tidak langsung dengan Houthi.

Menurut Al-Bukhaiti, dalam kontak tak langsung tersebut, AS menyampaikan bahwa mereka tidak akan menghalangi upaya menuju perdamaian di Yaman. Namun sebagai imbalannya, AS meminta Houthi menghentikan operasi militernya di Laut Merah. “Kami dengan tegas menolak hal ini,” ujar Al-Bukhaiti.

Houthi telah meluncurkan serangan ke sejumlah kapal kargo komersial yang melintas di Laut Merah. Houthi mengklaim, mereka hanya menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Sebab serangan tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perlawanan dan perjuangan Palestina. Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi seperti ini, maka kalian bisa klik link yang satu ini scroll viewport.io

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *